Hari Ini:

Sabtu 24 May 2014

Jam Buka Toko:

08.00 - 17.30

Telpon:

0811211569

SMS:

0811211569

BB Messenger:

2A797365

Email:

info@rendangnaniko.com

Layanan Online:

Pembayaran Melalui

Rek : 6760127858
An. Kamaludin Somantri
Rek : 131-000009016-9
An. Kamaludin Somantri
Rek : 0202634529
An. Kamaludin Somantri
Rek : 1236-01-001348-50-0
An. Kamaludin Somantri
Rek : 422-01-00598-11-5
An. Kamaludin Somantri
Rek : 0113579538
An. Kamaludin Somantri
Rek : 003528301876
An. Kamaludin Somantri

Rendang Terkenal Juga Karena Sumbangsih Perantau

10 May 2014 - Kategori Blog

rendang tekenalSeiring bermigrasinya orang Minang, rendang pun dengan sendirinya ikut berdiaspora hingga ke mana-mana. Maklumlah, setiap orangtua Minang pasti akan membekali rendang yang bisa tahan berbulan-bulan kepada anaknya yang hendak merantau. Buat orang Minang, di samping pengetahuan agama dan keterampilan silat, rendang juga merupakan elemen penting untuk bekal merantau. Muhammad Nur salah satu sejarawan juga mengatakan kalau orangtua Minang itu, meski sedang tak punya uang, pasti berusaha membuatkan rendang untuk anaknya yang akan merantau. Tradisi itu sudah dikenal sejak orang mulai merantau.

Secara rutin para bunda akan terus mengirimkan rendang dan masakan minang buatannya, kepada sang anak setelah anaknya tinggal di perantauan. Misalnya Yarnis asal Bukittinggi, mengatakan, meski di Jakarta banyak warung padang, tetap saja saya kirim rendang dan sambal lado dari kampung kalau setiap bulannya.

Yarnis juga mengatakan kalau dulu ketika dirinya kuliah di Padang ibunya juga rutin mengirimkan rendang dan kiriman lainnya dititip ke sopir travel. Itu sudah kebiasaan orang Minang.

Dari sinilah terlihat, kalau rendang memiliki fungsi sosial sebagai pengikat kekerabatan dan tali silaturahim. Belakangan, ketika rendang diperjual belikan di banyak tempat dan menjadi ikon warung makan Padang yang bertebaran rendang memiliki fungsi tambahan, yakni menambah ekonomi. Muhammad Nur menjelaskan, warung awalnya didirikan untuk melayani komunitas perantau yang kian banyak. Orang Minang di Jakarta lebih suka memberi nama warung padang daripada warung minang karena Padang lebih mudah diingat konsumen non-Minang sebagai ibu kota Minang.

Warung ketika itu, selain menjadi tempat makan juga berfungsi sebagai tempat penampungan sementara bagi para perantau yang baru datang. Hingga mendapatkan pekerjaan lain dan tempat tinggal sendiri mereka akan makan dan bantu-bantu di situ. Ternyata, seiring waktu masakan minang disukai banyak orang dari etnis lain. Warung Padang pun kemudian membesar dan berkembang biak di mana-mana. Di Jakarta sendiri, warung Padang bisa ditemui di hampir seluruh ruas jalan, pasar, perempatan, dan tikungan.

​​